Pages

Wednesday, December 06, 2006

Hadis Pertama

Keikhlasan Dan Menghadhirkan Niat Dalam Segala Perbuatan, Ucapan Dan Keadaan Yang Nyata Dan Yang Samar


# Petikan dari kitab Riadhusshalihin

*Sebab warid hadis ialah kisah seorang sahabat berhijrah kerana seorang wanita yg bernama Ummu Qais

*Pendapat Imam 4 mazhab terhadap perkara yg berkaitan niat:

1-Imam-imam Syafi'i,Maliki dan Hanbali mewajibkan niat itu dalam segala amalan, baik yang berupa wasilah yakni perantaraan seperti wudhu', tayammum dan mandi wajib, atau dalam amalan yang berupa maqshad (tujuan) seperti shalat, puasa, zakat, haji dan umrah.

2-Imam Hanafi hanya mewajibkan adanya niat itu dalam amalan yang berupa maqshad atau tujuan saja sedang dalam amalan yang berupa wasilah atau perantaraan tidak diwajibkan dan sudah dianggap sah.

-Adapun dalam amalan yang berdiri sendiri, maka semua imam mujtahidin sependapat tidak perlunya niat itu, misalnya dalam membaca al-Quran, menghilangkan najis dan lain-lain.

-Manakala amalan yang hukumnya mubah atau jawaz (yakni yang boleh dilakukan dan boleh pula tidak), seperti makan-minum, maka jika disertai niat agar kuat beribadat serta bertaqwa kepada Allah atau agar kuat bekerja untuk bekal dalam melakukan ibadat bagi dirinya sendiri dan keluarganya, tentulah amalan tersebut mendapat pahala, sedangkan kalau tidak disertai niat apa-apa, misalnya hanya supaya kenyang saja, maka kosonglah pahalanya.

-Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan - ada yang artinya kebencian - ada pula yang berperang dengan tujuan pameran - menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah?
Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah - Agama Islam - itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

-Dari Abul Abbas, yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib, radhiallahu 'anhuma dari Rasulullah s.a.w. dalam suatu uraian yang diceriterakan dari Tuhannya Tabaraka wa Ta'ala - Hadis semacam ini disebut Hadis Qudsi - bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mencatat semua kebaikan dan keburukan, kemudian menerangkan yang sedemikian itu - yakni mana-mana yang termasuk hasanah dan mana-mana yang termasuk sayyiah.
Maka barangsiapa yang berkehendak mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Tinggi sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya, dan barangsiapa berkehendak mengerjakan kebaikan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah sebagai sepuluh kebaikan di sisiNya, sampai menjadi tujuh ratus kali lipat, bahkan dapat sampai menjadi berganda-ganda yang amat banyak sekali.
Selanjutnya barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka dicatatlah oleh
Allah Ta'ala sebagai suatu kebaikan yang sempurna di sisiNya dan barangsiapa yang berkehendak mengerjakan keburukan itu kemudian jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta'ala sebagai satu keburukan saja di sisiNya." (Muttafaq 'alaih)

# Petikan dari Kitab Jami'ul 'Ulum Wal Hikam

-Hadis ini 1/3 ilmu = 70 bab ilmu fiqh

-Daripada Imam Ahmad r.a : Usul Islam atas 3 hadis

1.انما الأعمال بالنيات
2.من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
3. الحلال بين والحرام بين

-Daripada Ishak Ibnu Rahawaih : 4 hadis dari Usul Agama (Deen)

1.انما الأعمال بالنيات
2.الحلال بين والحرام بين
3.ان خلق احدكم بجمع فى بطن أمه أربعين يوما
4.من صنع في أمرنا شيئا ما ليس منه فهو رد

-Niat pada bahasa :

نوع من القصد والأرادة

-Niat pada kalam ulamak :

1.تمييز العبادات بعضها عن بعض
م:كتمييز صلاة الظهر من صلاة العصر العبادات والعادات
2.تمييز المقصود بالعمل

# من حديث أبو هريرة :انما يبعث الناس علي نياتهم

1 comment:

Anonymous said...

Sayang seribu kali sayang, berpendidikan agama yang baik tetapi masih percaya dan terikut-ikut fitnah orang lain.

Janganlah dikutuk dan dihina/dicaci/dimaki/difitnah pemerintah negara kerana kehidupanmu aman dan bahagia kerana usaha lelah mereka.

Bukankah menghina dan memfitnah orang lain itu hukumnya berdosa besar?

Bersyukurlah menjadi rakyat Malaysia kerana sesunggunya di mana bumi di pijak, di situ langit di junjung....

Saya sudah bosan melihat manusia2 yang lagaknya ALIM tetapi luar biasa anehnya bila menghina dan mengutuk orang lain...

BERTAUBATLAH!

*Merujuk kepada kandungan "sidebar" anda di bahagian bawah yang menggambarkan pemimpin negara manusia MUNAFIK...

Allah Maha Mengetahui......

(Sedih tengok orang Melayu berpecah belah macam ni.... Inilah golongan akhir zaman barangkali.... Sudah tak banyak yang betul2 beriman...)